Na Ra kemudian menuliskan kata ‘cepat sembuh’ di bawah nama Young Hoon dan mereka bicara sedikit tentang Young Hoon.
Setelah Na Ra pergi, Chi Yeol menangis sambil menyentuh nama Young Hoon yang tadi ditulis Na Ra.
Hari demi hari berlalu, para murid mulai terbiasa dengan kehidupan ganda sebagai pelajar dan ikut latihan militer.
Mereka juga menjadi makin ahli dengan senjata.
Suatu hari, mereka diuji untuk membongkar pasang senjata dalam waktu satu menit. Semua berhasil kecuali Ae Seol.
Akibatnya ia dihukum untuk melakukan bongkar pasang senjata berkali-kali sampai berhasil.
Akan tetapi, meski sudah melakukannya berulang kali sampai lewat petang hari, Ae Seol tidak juga berhasil dan itu memancing kekesalan dan keluhan dari murid lain.
Akhirnya mereka baru bisa makan malam saat malam sudah makin larut. Berkat itu, mereka jadi hanya bisa menikmati makanan sisa.
Semua siswi merundung Ae Seol, apalagi Yeon Bo Ra. Ia menumpahkan semua kekesalannya pada Ae Seol. Saat itu, Young Shin datang dan membela Ae Seol.
Esok harinya, mereka dijadwalkan akan melakukan latihan tembak menggunakan peluru sungguhan.
Ketika dalam perjalanan menuju lapangan tembak, para murid heran melihat kondisi kota yang sepi seperti telah ditinggalkan begitu saja
Sesampainya di lapangan tembak, para murid melihat murid dari sekolah lain dan tidak bisa berhenti ribut. Keributan itu baru bisa berhenti ketika mereka mendengar suara tembakan asli.
Waktunya latihan menggunakan peluru asli. Dari semua murid, Na Ra mendapat pujian karena berhasil menembakkan semua peluru tepat sasaran.
Di perjalanan pulang, Lee Choon Ho melihat banyak area yang berlubang karena tembakan. Ia memutuskan untuk mengistirahatkan para murid selama 10 menit dan pergi untuk memeriksa keadaan.