Ibu Go Yoo mengatakan bahwa memori yang tersalurkan itu bisa berupa hobi, sikap, kebiasaan, bahkan sampai orang yang disukai.
Ketika menyadari bahwa Go Yoo sedang dalam kondisi tidak baik, ibunya berusaha menemuinya, tetapi gagal karena baik ibu maupun ayah Go Yoo mendapatkan panggilan darurat.
Hari berikutnya, Joon Hee melihat So Yeon di sebuah toko dan ia segera mengajak So Yeon keluar sebelum So Yeon mengikuti Hasrat mencurinya.
Go Yoo yang saat itu kebetulan lewat melihat Joon Hee dan So Yeon keluar dari toko.
Go Yoo masih terus menyuruh Joon Hee untuk menjauhi So Yeon, tetapi Joon Hee menolak.
Go Yoo kemudian bertanya apakah Joon Hee membela So Yeon karena sindrom memori selular yang dialaminya.
Joon Hee menjawab bahwa seperti halnya Go Yoo, Joon Hee sudah menyukai So Yeon sejak pertama kali mereka bertemu di UKS. Jadi, apa yang dilakukannya terkait So Yeon tidak ada hubungannya dengan sindrom memori selular.
Joon Hee juga meminta Go Yoo untuk tidak mencampuri urusan perasaannya dan membuat Go Yoo tidak percaya kalau Joon Hee lebih memilih So Yeon dari pada persahabatan mereka.
Termasuk juga Go Yoo yang melemparkan tatapan menuduh pada So Yeon.
Namun, ternyata dompet siswi itu hanya terselip dan seharusnya masalah selesai.
Beberapa saat kemudian, masuk seorang guru yang mengumumkan peringkat kelas. Guru tersebut memanggil lima murid peringkat teratas dan lima murid peringkat terbawah.
Joon Hee dan So Yeon termasuk ke dalam anak-anak peringkat teratas, sedangkan Go Yoo masuk ke dalam peringkat terbawah.
Guru tersebut lalu memberi peringatan kepada murid-murid lain bahwa, jika mereka ingin sukses, mereka harus menyontoh murid peringkat teratas dan menjauhi peringkat terbawah.
Guru itu juga mengatakan bahwa di masa depan, murid peringkat teratas tidak akan pernah bertemu lagi dengan murid peringkat terbawah.