Hari berikutnya, saat sedang berjalan menuju hotel, tiba-tiba Seo Ha diserang panik akibat banyaknya suara-suara bising di sekitarnya.
Untungnya Ji Eum melihat Seo Ha dan mengajaknya berlari seolah-olah Ji Eum sedang dikejar bahaya.
Tindakan ini dilakukan Ji Eum untuk mengalihkan fokus Seo Ha agar ia bisa tenang.
Seo Ha sangat terkejut ketika mengetahui kalau ternyata Ji Eum hanya mengerjainya.
Mereka berdua kemudian duduk di bawah sebuah pohon sambil minum sebotol air.
Ji Eum memberikan saran kepada Seo Ha tentang caranya mengatasi serangan panik sambil bercerita hal-hal yang membuat Seo Ha berpikir kalau Ji Eum adalah tukang mengarang cerita.
Karena Ji Eum terus saja bercerita tentang kejadian yang terjadi jauh sebelum dirinya lahir.
Untuk mengalihkan perhatian Seo Ha lagi, Ji Eum tiba-tiba mengajak Seo Ha menikah dan berkata kalau itu adalah petunjuk tentang bagaimana mereka bertemu pertama kali.
Sambil berjalan ke hotel, Ji Eum melihat seorang penjual sisir tradisional. Ji Eum lalu menyisir rambut Seo Ha dan menyarankan untuk memakai sisir tersebut sebagai dekorasi di hotel.
Malam harinya, Ji Eum memandangi bintang dan mengingat kembali saat Seo Ha melamarnya di kehidupan ke 18-nya.
Ji Eum menjadi makin semangat untuk mendapatkan kembali Seo Ha ke dalam hidupnya.
Esok paginya, Ji Eum pergi ke hotel dan berpapasan dengan Lee Ji Seok yang kesal karena Ji Eum menolak tawaran kerjanya di Daehwan.
Lee Ji Seok mengonfrontasi Ji Eum secara kasar, tetapi tiba-tiba Ji Eum menarikan Flamenco dan membuat Ji Seok terkejut.
Saat itu, Seo Ha muncul dan melibatkan diri di antara Ji Eum dan Ji Seok.
Ji Seok menuduh Seo Ha mencuri Ji Eum yang sedang diburunya dan mulai menjelekkan hotel.