Ketika duduk bersama Ae Gyeong, Ji Eum mulai mengingat-ingat kembali kehidupan ke 17-nya saat menjadi paman Ae Gyeong.
Mereka berdua memiliki momen indah saat bernyanyi dan menari bersama.
Walaupun saat itu kondisinya sakit keras, kehadiran Ae Gyeong kecil yang merawatnya membuat hari-hari terakhirnya terasa bahagia.
Saat itu, Ji Eum adalah satu-satunya kerabat yang Ae Gyeong miliki sehingga ia berjanji akan terlahir kembali untuk melindungi Ae Gyeong.
Selagi memikirkan tentang itu, Jie Eum penasaran bagaimana Ae Gyeong bisa melanjutkan hidup setelah kepergiannya.
Ae Gyeong menjelaskan bahwa ia tidak punya pilihan lain selain terus maju karena hidup terus berjalan.
Ji Eum lalu berterimakasih kepada Ae Gyeong karena sudah mampu bertahan dan Ae Gyeong berterimakasih pada Ji Eum karena telah menepati janjinya untuk kembali.
Mereka berdua lalu berpelukan sambil menangis.
Ae Gyeong mengingatkan Ji Eum bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Seo Ha. Setelah itu, Ji Eum langsung berlari meskipun saat itu hujan untuk mencari taksi menuju rumah Seo Ha.
Sementara itu, Seo Ha di rumahnya sedang mengenang Ju Won sambil bermain piano.
Seo Ha memainkan sebuah lagu yang menurut perkataan Ju Won adalah lagu tentang seseorang yang merindukan kekasihnya.
Ju Won meminta Seo Ha untuk memainkan lagu ini bila ia merindukan seseorang agar Seo Ha merasa lebih baik.
Selama bertahun-tahun, Seo Ha selalu mengingat hari kelahirannya sebagai hari kematian Ju Won.
Akhirnya, Ji Eum sampai di rumah Seo Ha dan mengakui cintanya pada Seo Ha.