Ritual pembuatan Yeonmae ini seharusnya sudah lama dilarang namun si dukun tidak peduli.
San Yeong kemudian ingat bahwa ia pernah membaca kejadian yang mirip di buku ayahnya dan menunjukkannya kepada Hae Sang.
Saat melihat halamannya, ternyata angka 21 dan 176 adalah nomor halaman buku Gang Mo yang menjelaskan mengenai ritual Yeonmae.
Dalam halaman itu, Gan Mo menjelaskan tentang Baekchagol, boneka jerami yang digunakan dalam ritual untuk mengusir roh gentayangan.
Dengan petunjuk baru ini, mereka segera berangkat ke desa Baekchagol di mana terlihat seorang wanita tua sudah diikuti oleh hantu gentayangan.
Wanita itu menolak membukakan pintu meski di luar hujan deras dan anak gadisnya yang sudah meninggal terus menggedor pintu.
San Yeong dan Hae Sang tiba di desa bersamaan dengan para lansia sedang mempersiapkan untuk ritual boneka jerami.
Ritual ini merupakan tradisi tahunan yang dilakukan oleh penduduk desa. Namun, kini mereka semua sudah tua sedangkan generasi mudanya tidak mau meneruskan tradisi.
Beberapa lansia mengeluhkan bahwa mereka sudah tidak sanggup melanjutkan tradisi ini tiap tahun karena kondisi kesehatan.
Sang kepala desa mencoba untuk membujuk semua orang bekerjasama mengingat ritual ini adalah tradisi yang harus diteruskan.
Salah satu warga desa yang menolak untuk melanjutkan tradisi ternyata adalah wanita tua yang dihantui oleh anaknya.
Meskipun terjadi argumentasi karena perbedaan pendapat antar warga desa, mereka menyambut kedatangan San Yeong dan Hae Sang dengan ramah juga dengan senang hati menjelaskan ritual Baekchagol.
San Yeong terlihat santai, tetapi Hae Sang terlihat takut seperti sedang melihat hantu.
Para warga desa mulai berbicara tentang Gang Mo dan San Yeong terkejut ketika nama ibunya ikut disebut.
San Yeong terkejut mendengar bahwa ibunya berasal dari desa ini dan sepertinya sesuatu yang buruk telah terjadi kepada nenek dari pihak ibunya.